SURATAN ATAU KEBETULAN ...sesuatu yang tak disangka, seringkali mendatangi kita, itukah suratan dalam kehidupan, atau hanya satu kebetulan....



Saturday, March 26, 2011

MERPATI KU TERBANG JUA....



BELAJAR DARI KEHILANGAN.....

(Apa yang aku ditulis disini adalah hasil dari 7 sessi rawatan dari seorang Doktor Pakar Kaunseling yang aku hadiri dalam diam – terima kasih kerana mengingatkan/mengajar biarpun ini bukan kali pertama aku tempuh dan masih diberi peluang – kata2 nasihat yang berkeyakinan itu lebih bererti dari rasa sempati....)


Rasa kehilangan merupakan fitrah yang pasti dialami siapa saja. Tidak ada yang “mutlak benar dan mutlak salah” dalam soal rasa, merasa dan perasaan, termasuk rasa kehilangan. Mengatasi rasa kehilangan lebih tepat difokuskan kepada mengatasi rasa kecewa, rasa sedih dan rasa sesal karena kehilangan. Proses, waktu dan kesanggupan menyingkapi rasa kehilangan pada setiap orang memang berbeza-beza. Namun, setidaknya langkah-langkah berikut dapat kita lakukan untuk mengatasinya.(mampukah aku....)

Selalu ada hikmah disebalik setiap musibah, selalu ada kemudahan dalam kesulitan. Dengan menyedari, merenungi hal-hal di atas, kita biasa belajar banyak hal dari rasa kehilangan.(pastinya aku boleh lakukan)

Belajar menjadi peribadi yang lebih menghargai keberadaan sesuatu, kehadiran dan kebersamaan dengan seseorang dalam hidup kita, sehingga kita lebih mampu mengoptimakan dan menjaga kualiti kebersamaan itu. Belajar untuk lebih menghargai dan memanfaatkan waktu dengan baik. Waktu adalah kesempatan dan peluang yang tidak mungkin diulang kerana waktu berjalan ke depan, seiring pertambahan usia kita. Belajar untuk lebih menyedari bahwa kita tidak sempurna. Kita memerlukan kehadiran dan bantuan orang lain, sehingga kita lebih sering berintreksi, bermuhasabah ke dalam diri, bertanggungjawab atas apa yang kita miliki dan menghargai orang lain.
Belajar ikhlas menerima kenyataan hidup sebagai ujian, cubaan atau peringatan. Hidup tak selalu indah seperti yang kita inginkan. Allah SWT lebih menentukan, lebih mengerti apa yang kita inginkan dan apa yang terbaik untuk kita. Erti kehilangan baginya merupakan ujian keimanan, ujian atas cintanya kepada Allah SWT. Dalam diri kita harus bersedia dengan kehilangan kerana kita pun akan hilang dari kefanaan menuju keabadian. Semoga setiap kehilangan memberikan kita hikmah untuk lebih tabah menghadapi masalah dan sabar dalam berikhtiar, serta lebih meningkatkan kualiti diri kita. Insya Allah.

Kita yang merasa, kita pula yang menanggungnya. Yang hilang, biasa saja dicari dan dapatkan kembali atau diganti meskipun ertinya tak akan benar-benar sama. Walaupun demikian, keyakinan yang teguh, keihkhlasan dan kesabaran menjalani rasa kehilangan sangat penting untuk ditanamkan. Semua yang berbentuk pasti akan rosak, dan semua yang bernyawa pasti akan binasa. Ada yang hilang, akan ada juga yang datang. “Yang hilang biarkan menjadi kenangan” dan yang datang biasanya menjadi harapan kini dan masa depan.

Perbanyakkan zikir dan berdoa, serta hindari menyalahkan diri sendiri dan keadaan apalagi kehendak Yang Maha Berkuasa. Penyerahan dan kepasrahan diri kepada Allah SWT merupakan sebaik-baiknya ubat yang biasa menumbuhkan kesabaran, ketabahan dan keikhlasan hati menerima kenyataan. Jika kita mau belajar dan mau menyedari, selalu ada hikmah di balik setiap masalah. Memang tidak mudah merealisasikannya, lebih mudah membaca dan menuliskannya. Namun, semua yang kita lakukan memerlukan proses, waktu dan kemahuan yang kuat. Kehilangan pun merupakan bahagian dari proses perubahan dalam hidup kita, dari tiada menjadi ada kemudian tiada.

Sebaiknya, tetap lakukan kegiatan rutin sehari-hari agar fikiran dan perasaan kita tidak terfokus kepada kehilangan itu. Akan tetapi, sebaiknya tidak membuat keputusan atau hal-hal yang ternampak besar untuk kita dan orang lain di saat suasana hati dan fikiran tidak jernih.

Usahakan untuk tetap memberikan kekuatan bagi tubuh dengan makan makanan sihat, tidur cukup dan menghindari zat-zat berbahaya untuk tubuh, seperti alkohol. Memang sulit untuk tetap menjaga mood, nafsu makan dan hasrat tidur saat kita merasa sedih, tetapi kalau kita biarkan diri kita larut dan tenggelam, kita sendiri yang akan semakin kegawatan, hancur hati, fikiran kusut dan berserabut dan sakit2 badan.

Sesungguhnya memang sukar untuk melaksanakan apa yang dinasihatkan tapi dalam HATI itu yang akan, mesti dilakukan, tiada lagi air mata kesedihan, biarlah dan tinggalkan ia disatu sudut, ditutup dengan hari demi hari berganti dan masukkan kedalam kotak dan ditanam tanpa dapat dilihat dengan mata hati. Anggaplah ia sudah TIADA LAGI walau sebenarnya ADA. Biar berzaman, biar sampai kepenghujung nyawa jangan diratapi dan diingati lagi. Biar dianggap zalim tapi sebenarnya yang hilang itu lebih zalim lagi kerana sampai hatinya menghilangkan diri tanpa memikirkan perasaan orang lain dan akibat2nya….. Tutup buku…..tutup cerita dan jangan berpaling lagi...teruskan hidup, fikirkan diri tidak sendirian, Allah sentiasa ada dipihak yang benar.

No comments:

Post a Comment